Hari ini saya bersama rekan kantor dan manajer saya survey ke sebuah nursery tanaman untuk melihat tanaman-tanaman yang akan dijadikan sample untuk klien yang ingin melihat dan memilih tanaman untuk proyek mereka. Nah, saya dapat masukan bagus sekali dari Bapak Sugi, Arsitek Lanskap sekaligus penulis buku. Beliau bilang hal yang tidak kalah penting dengan desain hardscape dari lanskap sebuah bangunan adalah pemilihan tanaman yang beragam. Kebanyakan proyek-proyek besar memiliki jenis tanaman yang monoton, itu-itu saja. Menurut saya dan Kak Windi, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor berikut;
1. Klien ingin tanaman yang sudah terbukti cepat tumbuh dan pasti bagus. berdasarkan studi dan pengalaman lapangan kami, tanaman-tanaman yang sudah sering kami gunakan dalam desain lanskap kami adalah tanaman yang cepat tumbuh dan pasti bagus. hal ini menimbulkan kemonotonan flora dalam desain lanskap sebuah bangunan.
2. Library kami sebagai arsitek lanskap kurang up to date. waktu perkuliahan kami diajarkan tanaman-tanaman yang lama dan itu-itu saja. Padahal tanaman sekarang beragam karena adanya sistem penyilangan dan stek. Hal ini bisa disiasati dengan survey ke nursery dan rajin membaca buku flora yang terbaru.
3. Kami sebagai arsitek lanskap kurang mengetahui keberagaman flora yang dimiliki setiap site tempat kami mendesain. padahal setiap daerah memiliki ciri khas flora yang berbeda dari daerah yang lain. Ini bisa membantu mengenalkan kepada klien dan masyarakat bahwa setiap tempat memiliki ciri flora yang berbeda. Contohnya, misal kita dapat proyek di Semarang, bisa kita memberikan pohon Asem Jawa (Tamarindus indica Linn) pada desain kita. berbeda untuk desain dengan site di Magelang, kita bisa memberikan pohon Dadap serep (Erythrina orientalis). Jadi sebuah identitas bangunan juga bisa dikenal dengan floranya. Ya misalnya saja apartemen dengan owner yang sama, sudah memiliki standar desain dan fasad yang sama, bisa dibedakan dari flora di lanskap nya. Jadi hotel A di Semarang dengan hotel B di Magelang bisa berbeda walaupun sudah memiliki standar desain yang sama.
“Proyek saya banyak di Semarang dan saya sedang menggalakkan menggunakan pohon Asam Jawa. Biar beragam lanskap bangunan di Indonesia ini.” – Pak Sugi